BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehadiran
globalisasi sendiri telah merubah pandangan yang berkembang dalam masyarakat
tentang pelayanan publik sehingga prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh model
tradisional tidak lagi kondusif bagi bentuk organisasi yang memberikan
pelayanan publik. Di Indonesia sendiri reformasi terjadi setelah
terakumulasinya kekecewaan masyarakat yang memuncak pada tahun 1998 tepatnya di
bulan mei gerakkan reformasi mulai dijalankan, gerakan ini berhasil menurunkan
penguasa Indonesia yang telah memimpin 32 tahun. Dan sekarang 12 tahun sudah
reformasi di jalankan dengan berbagai tuntutan perubahan sebagai gerbong
dibelakang lokomotif reformasi, dan sampai saat ini tidak bisa dinafikan
kalaupun reformasi dibangsa ini lebih mengedepankan reformasi politik dibanding
reformasi administrasi dan birokrasi sehingga reformasi birokrasi seakan
berjalan ditempat. Dan untuk menjalankan
Reformasi birokrasi menuju Goovernance seyogyanya memiliki interaksi yang
seimbang antara pemerintah, civil society dan swasta. Kehadiran globalisasi
sendiri telah merubah pandangan yang berkembang dalam masyarakat tentang
pelayanan publik sehingga prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh model
tradisional tidak lagi kondusif bagi bentuk organisasi yang memberikan pelayanan
publik. Untuk menciptakan tata pemerintahan yang lebih baik maka
prinsip-prinsip yang terdapat dalam model tradisional direformasi.
Dalam kontek era globalisasi ini.
Kita dihadapkan tidak saja pada perubahan struktur ekonomi dan sosial, tetapi
juga pada perkembangan dan persaingan global yang cepat dan meningkat tajam.
Perubahan– perubahan yang luar biasa tersebut didorong oleh perubahan teknologi
dan inovasi baru yang disamping menciptakan pilihan–pilihan baru juga
memberikan tantangan terhadap pemerintah, khususnya dalam sistem pemerintahan
yang semakin efektif, efisien dan kualitas pelayanan serta pengayoman kepada
masyarakat dan upaya meningkatkan daya saing nasional dalam mengarungi dan
menggeluti persaingan global. Untuk menghadapi tantangan tersebut sangat
dibutuhkan Administrasi Publik yang kondusif bagi terciptanya good governance
tersebut. Lembaga pemerintah (birokrasi) dirancang untuk memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya pada masyarakat tapi seiring dengan perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari globalisasi, prinsip-prinsip yang menjadi dasar pelayanan
mengalami perubahan. Akibatnya, definisi tentang tata pemerintahan yang baik
dan administrasi yang layak juga mengalami perubahan.
Model yang selama ini dijalankan
oleh pemerintahan negara-negara (model tradisional) bukan berarti tidak
memiliki hasil positif dalam bagi masyarakatnya. Secara ilmiah, model
tradisional selama beberapa dekade berhasil untuk mengorganisasikan pelayanan
dengan baik kepada masyarakat, termasuk didalamnya optimisme tentang kemampuan
pemerintah untuk memecahkan masalah. Namun globalisasi telah mengubah pandangan
yang berkembang dalam masyarakat tentang pelayanan publik sehingga
prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh model tradisional tidak lagi kondusif
bagi bentuk organisasi yang memberikan pelayan publik.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 New Public Management
New
Public Management (NPM) merupakan isu penting dalam reformasi sektor publik.
Konsep NPM juga memiliki keterkaitan dengan permasalahan manajemen kinerja sektor
publik karena pengukuran kinerja menjadi salah satu prinsip NPM yang utama.
Gerakan NPM pada awalnya terjadi di negara-negara maju di Eropa, akan tetapi
pada perkembangannya konsep NPM telah menjadi suatu gerakan global, sehingga
negara-negara berkembang pun juga terkena pengaruh penyebaran global dari
konsep ini. New Public Management (NPM) merupakan sistem manajemen administrasi
publik yang paling aktual di seluruh dunia dan sedang direalisasikan di hampir
seluruh negara industri. Sistem ini dikembangkan di wilayah anglo Amerika sejak
paruh kedua tahun 80-an dan telah mencapai status sangat tinggi khususnya di
Selandia Baru. Perusahaan-perusahaan umum diprivatisasi, pasar tenaga kerja
umum dan swasta dideregulasi, dan dilakukan pemisahan yang jelas antara
penetapan strategis wewenang negara oleh lembaga-lembaga politik apa yang
dilakukan negara dan pelaksanaan operasional wewenang oleh administrasi
pemerintah dan oleh badan penanggung jawab yang independen atau swasta
bagaimana wewenang dilaksanakan.
Dalam NPM, pemerintah dipaksa untuk
mengadopsi, baik teknik-teknik administrasi bisnis juga nilai-nilai bisnis. Ini
meliputi nilai-nilai seperti kompetisi, pilihan pelanggan, dan respek atas
semangat kewirausahaan. Sejak tahun 1990-an, reformasi-reformasi di sektor
publik menghendaki keunggulan-keunggulan yang ada di sektor swasta diadopsi
dalam prinsip-prinsip manajemen sektor publik.
Pendekatan manajerial model NPM yang
dikembangkan pertama kali oleh Hood ini atau managerialism istilah Polit atau
market based public administration istilah Lan dan Rosenbloom atau entrepreneurial government istilah Osbone dan
Gebler, walau memiliki istilah yang berbeda namun pada dasarnya sama-sama
berupaya mentransformasi birokrasi lama menjadi birokrasi baru. Dengan melakukan
hal-hal yang sebagaimana dikemukakan Owen
E. Hughes (1994, 3) : Improving public management, reducing budgets,
privatisations of public enterprise seem universal; no-one now is arguing for
or increasing the scope of government or bureaucracy. Dan memiliki tujuan
yang sama pula, antara lain : pertama, lebih memperhatikan pada hasil tujuan dan tanggung jawab personal
manajer; kedua, lebih mengutamakan
pembentukan organisasi, personil, dan pekerja dan suasana yang lebih
fleksibel; ketiga, membuat tujuan organisasi dan personil yang jelas dan mudah
diukur dengan menentukan indikatornya; keempat, staf senior lebih memiliki
komitmen politik (politically commited) pada pemerintah, tidak partisan dan
tidak netral benar; kelima, fungsi pemerintah lebih kepada fasilitator dari
pada pelaksana; terakhir, pada fungsi pemerintah dikurangi dengan melakukan
privatisasi (Hughes, 1994, 58)
Pengertian New Public Management
New Public Management tidak selalu
dipahami sama oleh semua orang, bagi sementara orang, NPM adalah suatu system
manajemen desentral dengan perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan lean
management, bagi yang lain, NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin
atas aktivitas pemerintah. Sebagian besar ahli membedakan antara pendekatan
manajemen sebagai perangkat baru pengendalian pemerintah dan pendekatan
persaingan sebagai deregulasi secara maksimal serta penciptaan persaingan pada
penyediaan layanan pemerintah kepada masyarakat. Jika disimpulkan, NPM memiliki
ciri-ciri berikut: pertama pengendalian
yang berorientasi pada persaingan dengan cara pemisahan wewenang antara pihak
yang memberi dana dan pihak pelaksana tugas; kedua memfokuskan pada efektifitas, efisiensi dan mutu pelaksanaan
tugas; ketiga pemisahan manajemen
strategis apa dari manajemen operasional bagaimana, keempat dalam pemberian order dan anggaran umum, pelaksana order
pemerintah dan swasta diperlakukan sama, kelima
Adanya upaya meningkatkan inovasi yang terarah (sebagai bagian dari order
kerja) karena adanya pendelegasian (bukan hanya desentralisasi) manajemen
opersional.
Tujuan
New Public Management
1. Menurut
Rainey (1990): ‘public management aims to
achieve skills and improve skills and improve accountability’ Manajemen
publik itu ditujukan untuk meningkatkan tercapainya tujuan sektor publik (lebih
efektif dan efisien), pegawainya lebih berkeahlian dan lebih mampu
mempertanggungjawabkan kinerjanya.
2. Menurut
Graham & Hays (1991): “public
managemen are concerned with efficiency,accountability,goal achlevement and
dozen of other managerial and technical question”, Manajemen publik itu
bertujuan untuk menjadikan sector public lebih efisien, akuntabel, dan
tujuannya tercapai serta lebih mampu menangani berbagai masalah manajerial dan
teknis.
Tujuan New Public Management adalah
untuk merubah administrasi publik sedemikian rupa sehingga, kalaupun belum bisa
menjadi perusahaan, ia bisa lebih bersifat seperti perusahaan. Administrasi
publik sebagai penyedia jasa bagi warga harus sadar akan tugasnya untuk
menghasilkan layanan yang efisien dan efektif. Tapi, di lain pihak ia tidak
boleh berorientasi pada laba. Padahal ini wajib bagi sebuah perusahaan kalau ia
ingin tetap bertahan dalam pasar yang penuh persaingan.
NPM
Diseluruh Dunia
Inggris : Pemisahan yang jelas antara
kebijakan di unit-unit sentra dengan unit-unit penyampaian layanan (agen-agen eksekutif
dipisahkan dari kontrol pemerintah pusat) Tenaga kerja kontrak, Uji pasar
internal, Pengurangan kekuasaan pelayanan publik – praktik-praktik. New Zealand: konsep input (politik) Vs output
(birokratik) – konsep kompetisi internal. Australia: konsep dayasaing internal.
Belanda, Jepang: konsep-konsep keagenan, otonomi administratif. Amerika Serikat:
Review Kinerja Nasional, Undang-Undang Kinerja Pemerintah, 1993. Kanada : Review
Program, Pendekatan reformis terhadap struktur yang baru dengan tujuan: Simplisitas
organisasi: pelaporan langsung pada menteri, Efisiensi administrasi: delegasi tingkat
tinggi. Swedia: Pemerintahan terpusat, Peranan negara secara ekstensif: reduksi
kontrol secara lokal
Tujuan di atas bukanlah satu tujuan
yang tak dapat dicapai, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman dari berbagai
negara (Swedia, Belanda, Selandia Baru, AS, Britania Raya, dls.) yang beberapa
tahun lalu merasa harus melakukan reformasi terhadap kinerja administrasi
publik di negara mereka. Reformasi ini juga menjadi semakin penting di
negara-negara lain dan juga di Amerika Latin.
Karakteristik
New Public Management
Menurut C.Hood
(1991) terdapat 7 karakteristik New Public Management, yaitu:
1. Hands-on professional management.
Pelaksanaan tugas manajemen pemerintahaan diserahkan kepada manajer
professional.
2. Explicit standards and measures of
performance. Adanya standar dan ukuran kinerja yang jelas.
3. Greater emphasis on out put controls.
Lebih ditekankan pada control hasil/keluaran.
4. A shift to desegregations of units in the
public sector. Pembagian tugas ke dalam unit-unit yang dibawah.
5. A shift to greater competition in the
public sector. Ditumbuhkannya persaingan ditubuh sektor publik.
6. A stress on private sectore styles of
management practice. Lebih menekankan diterapkannya gaya manajemen sektor
privat.
7. A stress on greater discipline and parsimony
in resource use. Lebih menekankan pada kedisiplinan yang tinggi dan tidak
boros dalam menggunakan berbagai sumber. Sektor publik seyogjanya bekerja lebih
keras dengan sumber-sumber yang terbatas (to do more with less).
NPM adalah konsep yang menaungi
serangkaian makna seperti desain organisasi dan manajemen, penerapan
kelembagaan ekonomi atas manajemen publik, serta pola-pola pilihan kebijakan.
Telah muncul sejumlah debat seputar makna asli dari NPM ini. Namun, di antara
sejumlah perdebatan itu muncul beberapa kesamaan yang dapat disebut sebagai
prinsip dari NPM, yang meliputi:
Penekanan pada manajemen keahlian manajemen professional dalam
mengendalikan organisasi; Standar-standar yang tegas dan terukur atas performa
organisasi, termasuk klarifikasi tujuan, target, dan indikator-indikator
keberhasilannya. Peralihan dari pemanfaatan kendali input menjadi output, dalam
prosedur-prosedur birokrasi, yang kesemuanya diukur lewat indikator-indikator
performa kuantitatif. Peralihan dari
system manajemen tersentral menjadi desentralistik dari unit-unit sektor
publik. Pengenalan pada kompetisi yang
lebih besar dalam sektor publik, seperti penghematan dana dan pencapaian
standar tinggi lewat kontrak dan sejenisnya;
Penekanan pada praktek-praktek manajemen
bergaya perusahaan swasta seperti kontrak kerja singkat, pembangunan rencana
korporasi, dan pernyataan misi; dan Penekanan pada pemangkasan, efisiensi, dan
melakukan lebih banyak dengan sumber daya yang sedikit.Penekanan pertama, yaitu
keahlian manajemen professional, mensugestikan top-manager (presiden, menteri,
dirjen) harus mengendalikan organisasi-organisasi publik secara aktif dengan
cara yang lebih bebas dan fleksibel. Top-top manager ini tidak lagi berlindung
atas nama jabatan, tetapi lebih melihat organisasi yang dipimpinnya sebagai
harus bergerak secara leluasa bergantung pada perkembangan sektor publik itu
sendiri. Sebab itu, para top manager harus punya skill manajerial professional
dan diberi keleluasaan dalan memanage organisasinya sendiri, termasuk merekrut
dan member kompensasi pada para bawahannya. Lalu, penekanan pada aspek
orientasi output menghendaki para staf bekerja sesuai target yang ditetapkan.
Ini berbalik dengan OPM yang berorientasi pada proses yang bercorak
rule-governed. Alokasi sumber daya dan reward atas karyawan diukur lewat
performa kerja mereka. Juga, terjadi evaluasi atas program serta kebijakan
dalam NPM ini.
Sebelum berlakunya NPM, output
kebijakan memang telah menjadi titik perhatian dari pemerintah. Namun,
perhatian atas output ini tidaklah sebesar perhatian atas unsure input dan
proses. Ini akibat sulitnya pengukuran keberhasilan suatu output yang juga
ditandai lemahnya control demokratis atas output ini. NPM justru
menitikberatkan aspek output dan sebab itu menghendaki pernyataan yang jernih
akan tujuan, target, dan indikator-indikator keberhasilan.
Konsep anggaran dengan pendekatan
New Public Management (NPM) merupakan isu penting dalam reformasi sektor
publik. Konsep ini muncul karena sistem tradisional yang diterapkan di
negara-negara berkembang saat itu dirasa masih banyak kelemahan antara lain
proses anggaran ini masih terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi, bersifat tahunan, menerapkan sentralisasi, persetujuan yang
sering terlambat, dan aliran informasi yang tak memadai. Dari situlah muncul
konsep anggaran dengan pendekatan NPM yakni untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
pada sistem sebelumnya (sistem tradisional). Konsep NPM memiliki keterkaitan
dengan permasalahan manajemen kinerja sektor publik karena memang fokus utama
konsep ini adalah pada pengukuran kinerja, bukan pada kebijakan (bpkp, 2007).
Konsep ini pada awalnya terjadi di negara-negara maju di Eropa, akan tetapi
pada perkembangannya konsep ini telah menjadi suatu gerakan global yang mana
negara-negara berkembang pun ikut terpengaruh dari penyebaran konsep ini.
Dengan diterapkannya konsep NPM ini, maka otomatis menimbulkan beberapa
konsekuensi pada pemerintah yakni adanya tuntutan untuk melakukan efisiensi,
pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.
Langkah untuk menerapkan New Public
Management bisa dilakukan dengan syarat ada cukup jumlah pendukung “yang
kritis” yang menghendaki reformasi. Para pendukung ini harus berasal dari
administrasi (pemda, pemkot) dan politik; berarti mereka harus seorang birokrat
dan politisi. Warga juga akan setuju dengan penerapan NPM ini karena mereka
banyak mengkritisi kelemahan atau kinerja administrasi yang loyo. Namun
demikian, reformasi ini harus didukung bersama agar warga bisa memberikan
tekanan yang dibutuhkan terhadap politisi dan pihak administrasi untuk
menyelesaikan proses reformasi dengan sukses. Harus jelas bahwa restrukturisasi
seperti ini punya harga, tapi harus disadari pula bahwa penghematan yang
dihasilkan reformasi ini bisa dengan mudah membiayai kembali investasi. Akan
tetapi, sebelum upaya penerapan NPM ini bisa direalisasikan, harus diciptakan
dulu prakondisi, yakni pertama, batasan tanggung jawab antara unit perencana
dan unit pelaksana (politik dan administrasi) dan perangkat sumber daya yang
bersifat desentral.
New
Public Management (NPM)
New
Public Management (NPM) adalah suatu sistem manajemen desentral dengan
perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan
leanmanagement; bagi yang lain, NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin
atas aktivitas pemerintah. Sebagian besar penulis membedakan antara pendekatan
manajemen sebagai perangkat baru pengendalian pemerintah dan pendekatan
persaingan sebagai deregulasi secara maksimal serta penciptaan persaingan pada
penyediaan layanan pemerintah kepada rakyat.
New
Public Management tidak selalu dipahami sama oleh semua orang. Bagi sementara
orang, NPM adalah suatu sistem manajemen desentral dengan perangkat-perangkat
manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan lean management; bagi yang
lain, NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin atas aktivitas
pemerintah. Sebagian besar penulis membedakan antara pendekatan manajemen
sebagai perangkat baru pengendalian pemerintah dan pendekatan persaingan
sebagai deregulasi secara maksimal serta penciptaan persaingan pada penyediaan
layanan pemerintah kepada rakyat. Jika disimpulkan, NPM memiliki ciri-ciri
berikut:
Pengendalian
yang berorientasi pada persaingan dengan cara pemisahan wewenang antara pihak
yang memberi dana dan pihak pelaksana tugas; pemfokusan pada efektifitas,
efisiensi dan mutu pelaksanaan tugas; pemisahan manajemen strategis dari
manajemen operasional Dalam pemberian order dan anggaran umum, pelaksana order
swasta dan pemerintah diperlakukan sama.
Administrasi Lain
|
Penawar Swasta
|
Administrasi
Produksi atau penjualan produk
Tanggung jawab total secara desentral
Manajemen Kualitas
|
Parlemen
Definisi Produk Kualitas
dan harga
Keputusan Anggaran
Cotrolling
|
Kontrak
|
Anggaran
Departemen
|
Laporan
Cotrolling
|
Manajemen Kontrak
|
Grafik: New
Publan peng
Warga Pemilih Klien
|
Adanya upaya
meningkatkan inovasi yang terarah (sebagai bagian dari order kerja) karena
adanya pendelegasian (bukan hanya desentralisasi) manajemen operasional
NPM
sebagai Produk dari Globalisasi
Globalisasi
bisa menjanjikan kemakmuran pada negara-negara maju yang rnenginginkan
tercapainya misi nrgara-negara tersebut dalam mengusung gaya ideologi
kapitalisme dan liberalisme. Mereka dapat memasuki wilayah negara yang sedang
berkembang dengan mengusung misi "kebebasan" disemua aspek, yaitu
politik, ekonomi dan sosial budaya.
Tidak dapat
disangsikan lagi bahwa pengaruh globalisasi dibidang ekonomi sangat
menguntungkan negara-negara maju, karena dalam "upaya" mcmperbaiki
ekonomi negara-negara berkembang, terdapat unsur-unsur ideologi yang disusupkan
kedalam suatu negara, Seperti Amerika Serikat yang berada dibalik Iembaga
bantuan peminjaman seperti IMF dan Bank Dunia, jika ingin memberikan bantuan
maka salah satu persyaratannya harus menerima prinsip pasar bebas. Hal ini bagi
negara berkembang seperti negara Indonesia akan berakibat hanya dijadikan
negara koloni, yaitu tidak Iebih hanya pasar barang dan tempat pemasaran
industri oleh negara-negara maju.
Karena
terdapat unsur keberpihakan pada negara-negara maju, pengaruh globalisasi bagi
Indonesia menimbulkan keterpurukan ekonomi yang disebabkan ketidak mampuan kita
dalam bersaing secara cepat pada hasil-hasil produksi di tanah air.
Demikian juga
tingkat ketergantungan kita yang secara tidak sadar telah mengikat secara
politik prinsip-prinsip kapitalis dan pemikiran liberal.
Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi
dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.
Dewasa ini,
perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi
tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.
Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi
nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Ini
sebagai bentuk penjajahan model baru yang bisa mengakibatkan keterpurukan
ekonomi dan kemiskinan suatu bangsa yang tidak mampu mengimbangi pengaruh atau
dampak globalisasi tcrsebut. Dan hal ini kemungkinan besar terjadi pada
negara-negara yang sedang berkembang. Sedangkan pengaruh Globalisasi di BIdang
Politik
Globalisasi
politik telah meciptakan berbagai masalah kepentingan yang sifatnya global, intrastate
atau bahkan suprastate. Banyak masalah yang tidak lagi bisa diatasi sendiri
oleh sebuah negara secara unilateral sehingga kerjasama internasional yang
sifatnya multilateral menjadi pilihan suatu negara.
Pengaruh
globalisasi politik menimbulkan begitu banyak kepentingan yang tidak lagi bisa
dipenuhi kecuali melalui peran kekuatan global atau melibatkun unsur
suprastate. Terkadang justru kepentingan sebuah negara sendiri tidak akan bisa
terpenuhi kecuali dengan mengkondisikan kekuatan eksternal sebagai support
kepentingan domestik. Maka tidak lain, globalisasi politik adalah : pergulatan
global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang menjalankannya.
Para pelaku
globalisasi dibidang politik adalah sebagai berikut:
1. Negara-nwgara bwsar dan nwgara-nwgara
kccil, negara-nwgara maju dan negara-negara bwrkembang, nwgara-nwgara yang kuat
dan yang inilah secara ekonomi, nwgara yang kuat dan yang lemah secara milker,
nwgara-nwgara yang bwrdiri sendiri atau yang bwrgabung dwngan negara lain.
2. Organisasi-organisasi antar pemerintah,
seperti ASEAN, SARC, NATO, European Community, dan sebagainya.
3. Perusahaan internasional yang dikenal
dengan nama Multinational Corporations (MNC).
4. Perusahaan internasional atau transnasional
yang non pemerintah, seperti Palang Merah Internasional, Working Men's
Association dan International Women's League For Pence and Freedom. Sedangkan
yang bersifat konvensional, seperti Vatikan, Dewan gereja-gereja sudia,
Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern, antara lain : Amnesty International,
Green-Peace International, World Conference on religion ang peace, Word
Federation of United Nations Associations, Transparency International,
Worlddwatch, Human Rights Watch, dan Refuge International.
Globalisasi
mempengaruhi aplikasi kekuasaen, hubungan internasional, kedaulatan negara, dan
organisasi internasional. Termasuk didalamnya adalah pembatasan antar negara
tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian / traktat internasional. Contohnya
Hibungan Indonesia dan Malaysia yang semula bersahabat, sempat berselisih paham
karena masalah TKI ilegal, penyelundupan kayu logging oleh warga Malaysia,
serta lepasnya pulau Sipadon dan Ligitan dari wilayah Indonesia dan kini
menjadi bagian kedaulatan Malaysia.
D. Globalisasi di Bidang Sosial - Budaya
Datangnya sebuah
era dimana pada era ini kebebasan adalah salah satu dari bagiannya, Pada era
ini pula krisis sosial budaya menjangkiti masyarakat Indonesia, akibat dari
krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997. salah satu contoh dari krisis
sosial dan budaya adalah Ienyapnya kesabaran sosial dalam menghadapi realita
kehidupan yung semakin sulit sehingga mudah menganut dan melakukan berbagai
tindakan kekerasan dan anarki, merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap
hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial.
Salah satu
indikasi yang dapat kita rasakan akibat pengaruh globalisasi pada kehidupan
sosial - budaya adalah sebagai berikut:
* Berbagai ekspresi sosial budaya asing, yang
sebenarnya tidak memiliki basis dan standar kulturalnya, semakin menyebar
didalam masyarakat sehingga muncul kecendengan-kecenderungan gaya hidup baru
yang tidak kondusif bagi kehidupan masyarakat dan bangsa. Dan dari berbagai
kecendrungan tersebut maka tidak menutup kemungkinan munculnya budaya gado-gado
tanpa identitas dan tanpa disadari dengan munculnya budaya gado-gado itu akan
menimbulkan masalah-masalah baru seperti dibawah ini:
1. Dapat mengakibatkan erosi budaya.
2. Lenyapnya identitas kultural nasional dan
lokal.
3. Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki
jati diri.
Globalisasi
berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang
dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan
status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang
sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah
terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum
siap baik fisik maupun mental.
Unsur
globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut.:
a. Teknologi
yang rumit dan mahal.
b. Unsur budaya
luar yang bersifat ideologi dan religi.
c. Unsur budaya
yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur
globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Unsur yang
mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b. Teknologi
tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
c. Pendidikan
formal di sekolah.
Modernisasi
dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan
Sosial dan budaya suatu masyarakat.
Pengaruh globalisasi Ekonomi
Kekuatan globalisasi ekonomi atau
globalisasi kapitalisme adalah liberalisme ekonomi. Ilmuwan menyebutnya
kapitalisme pasar bebas. Berbeda dengan kapitalisme kesejahteraan, yaitu
kapitalisme yang diregulasi dan direformasi, kapitalisme ini tidak membiarkan
pasar berjalan sebebas-bebasnya tanpa kendali, tapi perlu diatur agar
kapitalismememberikan keuntungan dan keadilan sampai orang-orang dibawah
tingakat kesejahteraan.
a. Kapitalisme
Suatu system ekonomi yang mengatur proses
produksi dan distribusi barang dan jasa. Cirri-cirinya: sebagian besar sarana
produksi dimiliki individu, barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free
market) yang kompetitif (terbuka untuk siapa saja) dan modal diinvestasikan
dalam usaha intik hasilkan laba.
b. Kenyataanya
Abad ke-19, kapitalisme pasar bebas hanya
menguntungkan Negara kaya. Banyak orang yang menjadi semakin miskin karena
kapitalisme ini. Kapitalisme ini telah melampaui kesederhanaan dan tenaga kerja
menjadi roda dan mesin kapitalis raksasa. Pada akhir abad 20, kapitalisme
mengendalikan hamper seluruh perekonomian internasional. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi mendukung kapitalisme pasar bebas.
Pengaruh globalisasi social dan budaya.
Globalisasi dapat memperluas kawasan
budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak negative. Akibat dari pengaruh
globalisasi:
Disorientasi, dislokasi atau krisis
social-budaya dalam masyarakat.
Berbagai ekspresi social budaya asing yang
sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme
dan hedonisme.
Pengaruh globalisasi bidang politik
Globalisasi politik merupakan pergulatan
global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang menjalankannya. Pelaku
globalisasi bidang politik:
· Semua Negara
· Organisasi antar pemerintah: ASEAN, NATO
dll.
· Perusahaan internasional dan
transnasional
Pemerintah nasional yang dipilih secara
demokratis, tidak lagi dapat mengontrol batas-batas Negara mereka.
Pengaruh
NPM Bagi Sektor Swasta Maupun Pemerintah
Perkembangan
Ilmu terus membuktikan bahwa persaingan mendorong peningkatan kinerja, tapi
tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa industry swasta lebih produktif dari
administrasi public. Namun, banyak politisi berasumsi bahwa kinerja industry
swasta lebih unggul. Lalu seringkali mereka menganggap privatisasi sebagai cara
yang teruji khasiatnya dalam rangka mengatasi masalah dalam administrasi
public. Tapi asumsi ini tidak tepat apabila monopoli pemerintah selama ini
diubah menjadi monopoli swasta. Karena itu istilah privatisasi tidak tepat
digunakan di sini. Sebenarnya yang harus dibicarakan adalah menciptakan
persaingan. Apabila persaingan seperti ini diciptakan, maka tidak penting lagi
apakah administrasi menjadi bagian dari persaingan atau tidak, selama tidak ada
subsidi untuk mengaktifkan persaingan tersebut.
Metode tender untuk aktivitas
administrasi public. Tujuannya adalah untuk mencari penawar yang kompeten yang
bisa menghasilkan layanan jasa yang selama ini dikerjakan administrasi
pemerintah dalam bentuk dan waktu yang diinginkan, dengan biaya serendah
mungkin. Mitra seperti ini juga bisa berasal dari dalam organisasi pemerintah
sendiri, artinya dari satu unit organisasi (divisi). Pemberi jasa public tidak
perlu khawatir terhadap persaingan seperti ini.
Di Inggris misalnya, metode tender
umum untuk sebagian besar layanan public merupakan suatu kewajiban yang diatur
UU. Pemberian tender ini dilakukan dalam bentuk perjanjian antara pihak
pemerintah dan perusahaan jasa yang di dalamnya mencantumkan kerja yang hendak
dicapai dengan ukuran kerja yang jelas. Pihak penawar secara langsung
menyuplainya kepada klien. Namun tanggung jawab secara keseluruhan dan
pengawasan mutu tetap berada di tangan administrasi public atau pemerintah.
Dengan dikerjakannya order oleh pihak swasta, berarti beban pemerintah
berkurang, tapi di lain pihak muncul pekerjaan tambahan, yakni dalam hal
mengendalikan layanan tersebut secara keseluruhan.
Meskipun pelibatan pihak swasta ada
risikonya, tapi pengalaman-pengalaman internasional menunjukkan bahwa perluasan
persaingan secara wajar melalui tender terbuka sebagai instrument pengendalian,
mungkin menjadi langkah terpenting dalam meningkatkan orientasi pada warga dan
penghematan anggaran.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Model NPM (New Public Management),
pada dasarnya merupakan model yang dikembangkan oleh para teoritisi dalam upaya
memperbaiki kinerja birokrasi (model tradisional) yang dirasakan kurang mampu
beradaptasi dengan perubahan lingkungan dalam memenuhi harapan masyarakat akan
pelayanan yang diinginkan dengan mengedepankan pendekatan manajerial. Inti dari
New Public Management adalah bagaimana membawa paradigma bisnis yang menguntungkan
ke dalam administrasi negara atau dengan kata lain privatisasi administrasi
negara. Dengan mentransformasikan kinerja pasar seperti ini maka dengan kata
lain akan mengganti atau mereform kebiasaan kinerja sektor publik yang
berlandaskan aturan dan proses yang menggantungkan pada otoritas pejabat
menjadi orientasi pasar, dan dipacu untuk berkompetisi sehat.
Paradigma ini menginginkan inovasi
yang pada akhirnya akan menghasilkan efisiensi dan efektifitas dalam
administrasi publik Konsep New public management ini dapat dipandang sebagai
suatu konsep baru yang ingin menghilangkan monopoli pelayanan yang tidak
efisien yang dilakukan oleh instansi dan pejabat-pejabat pemerintah. Dengan
konsep seperti ini maka New Public Management akan mengubah cara dan model
birokrasi publik yang tradisional ke arah model bisnis privat dan perkembangan
pasar. Hal ini dimungkinkan dengan diberikannya asas persaingan dan berbagai
prinsip-prinsip dan perangkat New Public Management.
New Publik Management tidak menunjukan teori yang menyeluruh dan umumnya
didasari pada pengalaman-pengalaman empirik hasil eksperimen yang bertujuan
membuat administrasi public menjadi lebih baik dan lebih efisien. Tujuan ini
bukan ditunjang pada keyakinan bahwa pemerintah akan bekerja lebih baik dan
cepat, tetapi karena kekurangan dana, jadi bekerja secara efisien dan lebih
baik adalah keniscayaan bagi organisasi pulik.Tidak ada buku pedoman untuk
penerapan New Publik Management yang menjamin kesuksesan jika ia direalisasikan
secara konsisten. Berhasil atau tidaknya New Publik Management akan sangat
tergantung pada kehendak politik dari semua organisasi yang terlibat. Syarat
pertama adalah bagaimana perangkat/prinsip New Publik Management diterapkan
sungguh-sungguh oleh organisasi publik (organisasi pemerintah maupun swasta).
Jika syarat ini terpenuhi, harus dibuat analisa khusus terhadap situasi dan
kondisi, serta dalam analisa inilah ditaksir kelebihan dan kekurangan serta
risiko-risiko yang mungkin timbul, di saat melakukan perombakan ke arah
administrasi public yang modern, atau risiko-risiko yang memang sudah ada.
Tanpa strategi ,implementasi biasanya tidak akan berhasil dan akan mandek di
tengah jalan. Lalu, hasilnya pun akan lebih buruk dari kondisi yang pernah ada
sebelumnya. Di lain pihak, ketidakpuasan warga terhadap efisiensi administrasi
atau penyelenggaraan pemerintahan dan tuntutan dari pihak donator internasional
serta mitra memaksa penyelenggara pemerintah mengkaji tema “Good Governance” ke
satu arah yang mendorong terciptanya peningkatan dan perbaikan kinerja dari
organisasi publik, yang pada gilirannya menghalangi terjadinya penyalahgunaan
dana dan mengakhiri pemborosan dana. Dengan penerapan New Publik Management,
praktik-praktik seperti korupsi dan nepotisme pasti bisa ditemukan dan
dihentikan sejak dini. Pada saat yang sama, melalui pembatasan tanggung jawab
yang jelas, mereka yang melakukan kesalahan bisa diminta pertanggungjawabannya.
Dengan demikian, New Publik Management sangat perlu diterapkan pada organisasi
publik, meski itu menuntut pekerjaan yang tak ringan. Sebelum upaya penerapan
NPM ini bisa direalisasikan, harus diciptakan dulu prakondisi, yakni batasan
tanggung jawab antara unit perencana dan unit pelaksana (politik dan
administrasi) dan perangkat sumber daya yang terlibat langsung.
Satu hal yang patut di ingat, pertimbangan yang lebih menekankan pada aspek
kegunaan atau manfaat model itu sendiri, ketimbang sekedar pembaharuan atau
kecanggihan tipenya mungkin merupakan kriteria terbaik untuk menilai model
tertentu. Bilamana di suatu saat kita dihadapkan pada persoalan kebijakan
public dan ternyata kita ingin menggunakan model-model tertentu sebagai acuan,
maka ada baiknya jika kita memahami kriteria yang dapat digunakan untuk menilai
kegunaan suatu model.
Model New Public Management saya rasa belum tepat untuk di terapkan di
negara berkembang seperti indonesia, karena kebijakannya yang cenderung tidak
pro rakyat dan mengurangi campur tangan pemerintah karena pada dasarnya
pemerintah harus melayani rakyat bukan pihak swasta bila pihak swasta yang
menguasai sektor publik maka orientasi mereka ada provit atau keuntungan, penganut New Public Management juga menekankan
efisiensi ekonomi. Kamensky mengutarakan
“public choice theories have tended to
reject concepts like ‘public spirit,’ ‘public service,’ and so forth.” And
these are not ideas we can afford to ignore in a democratic society”.
Dengan demikian penerapan NPM sulit untuk diterapkan di Indonesia sebagai salah
satu Negara demokrasi terbesar di dunia.
Seperti yang di katakan oleh Prof.
Drs. H Solichin Abdul Wahab, MA, Ph.D di mata kuliah reformasi sektor
publik : Bahwa New Public Management
tidak amanah tetapi New Public Management harus di pahami dan New public
Management sudah melanda sistem negara kita yang tersirat dalam pembuatan
kebijakan pulik yang isinya kebijakan ekonomi.
Dengan begitu dapat di tarik kesimpulan bahwa setiap Model ada plus
minusnya dan tempat di mana di terapkannya model juga mempengaruhi berhasil
atau tidaknya suatu model berkembang. Model
New Public Management tidak sepenuhnya buruk karena model ini mendidik pelaku
sektor swasta untuk bersaing secara sehat karena dengan adanya persaingan
mereka akan berlomba- lomba memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen
atau masyarakat seperti yang kita tahu bahwa sektor pelayanan publik yang di
kelola oleh pemerintah dan swasta berbeda jauh kualitasnya, tentu saja ada
harga yang tinggi untuk bisa menikmati kenyamanan dan kualitas tinggi, kembali
konsumenlah yang di rugikan.
Daftar
Pustaka
Abdul
Wahab, Solikhin. Prof, 2008. Pengantar
Analisis Kebijakan Publik. Malang : UMM Press.
________, 2010.Value for money in
goverment public administration after new public management . OECD
Jan- Erik Lane, 2010. New Public Management. London and New
York
Denhardt,
J,V. and R.B. Denhardt, 2000. The New Public Service: Serving Rather Than
Steering. Public Administration Review, Nov/Dec.60 6, 549-559.
_________,
2003. The New Public Servive: Serving Not Steering. Expanded Edition.
New York : M.E. Sharpe.
Dunn,
William, N, 2003. Pengantar Analisis
Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gajah mada University Press.
Farazm and Handbook of Comparative and
Development A dministration. New York. Marcel Dekker. Inc.
Hiromi Yamamoto, New Publik Management: Japan’s Practice,
(Japan: Institute for International Policy Studies, 2003) p.1.
Kaboolian Linda .The New Public Management:Challenging the
Boundadies of the Management vs. Administration Debate. Harvard university.
Journal
Mahmudi. New Public Management (NPM) : Pendekatan Baru Manajemen Sektor Publik.
2003. (journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/919)
Mahmudi. Studi Kasus sebagai Strategi Riset untuk Mengembangkan Akuntansi Sektor Publik.
2003. (http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/view/850/776)
Thoha, M. 2002. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Jakarta. Rajawali Pers.
Knott, J. H . And Gary. J.M. 1987. 1987.
Reforming Bureaucracy. New Jersey,
Prentice Hall, Inc.
http://setabasri01.blogspot.com/2009/05/new-public-management.html
Agus Dwiyanto, 2005,Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik, UGM
Press,Yogyakarta.
Ferlie, E, dkk, The New Public Management in Action, Oxford University Prees.
Allen,R, 1999, New Public Management, Pitfalls for central and eastern
Terima Kasih
BalasHapussangat membantu tugas Kuliah ku
Trims atas pengetahuannya, semoga semakin berkah, amin.
BalasHapusTerima kasih atas blogspotnya yang sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas kuliah, ini yang saya cari-cari mengenai NPM di Inggris.
BalasHapus